Menjadi Pribadi yang Menyerahkan Diri Pada Penyelenggaraan Ilahi
17 Februari 2022
Prigen - Selama retret 3 hari (14-16/2) seluruh guru dan karyawan merefleksikan diri sejenak dari hiruk pikuk kehidupan dan bersatu merasakan kehadiran Allah.
Ajaran Katolik lebih berbicara tentang Penyelenggaraan Ilahi atau kehendak Allah, yang dalam bahasa Inggris digunakan istilah Divine Providence. Providence hendak mewahyukan bagaimana Allah menyediakan bahwa kata Providence memiliki akar dua kata pro dan videre, yang berarti melihat ke depan atau mencermati apa yang kita lakukan.
Waktu Tuhan. Santo Vinsensius selalu menyarankan untuk kita tidak buru-buru, "tidak menginjak tumit Allah". Kita perlu hening mendengarkan rancangan Allah. Karena di dalamnya semua akan berjalan dengan baik.
Berbicara tentang kehendak Ilahi cukup sering orang bicara tentang menyiapkan diri menghadapi pengalaman-pengalaman yang berada diluar kendali kita. Bila demikian kita akan menempatkan pelaku hidup kita pada pihak lain, yaitu Allah. Bila buruk Allah dijadikan kambing hitam, bila baik Allah sering dilupakan juga.
Bersyukur berarti meyakini bahwa Allah bertindak dengan atmosfer kehidupan kita di masa lalu, di mana kita bekerjasama dengan Allah demi keselamatan ini.
Oleh karena itu sikap "bersyukur" menjadi kunci bagi kita untuk memahami kehendak Ilahi secara dewasa. Kita perlu melihat peran Allah dalam pengalaman perubahan diri menjadi pribadi saat ini.